Kepada Teh Mauli....


Desember 2016 kemarin saya masih sempat heureuy-heureuy dengan beliau. Saat itu saya mengundangnya ke nikahan saya dan saya bilang, "jodoh itu yang kita usahakan saat S1, Teh..." kemudian dia bilang, "iya, semoga lancar dan barokah ke depannya ya L."
Maret kemarin saat saya posting tulisan di blog, beliau bilang, "kangen tulisanmu, L." Beliau juga bilang bahwa sekarang-sekarang ini sedang sulit mendapatkan inspirasi.
Beberapa minggu lalu saya masih baca status beliau. Beliau share video, ngerepost status. Lalu,
Pagi ini, tiba-tiba ucapan belasungkawa terpampang di profilnya. Kenapa? Saya bahkan gak dapet firasat apapun tentang salah satu teman baik saya ini meninggal. Saya masih ingat beliau bilang beliau kangen Cibiru. Saya pikir mungkin masih ada waktu untuk kita bertemu lagi di taman depan kampus sambil diskusi cerpen sampai maghrib. Ternyata tidak.
Saya masih ingat becandaan kita di Puncak Karenceng beberapa tahun lalu. Mungkin sekarang ini Teh Maulida tidak perlu lagi berjinjit untuk melihat surga di atas Karenceng. Selamat jalan, Teh. Saya tidak tahu betapa saya menyayangimu sampai rasanya begitu sakit saat kehilanganmu.


20 Juli 2017

Comments